Informasi penting seputar forex, signal forex harian, trading otomatis, belajar forex,panduan forex,trading forex, broker forex,buku forex,analisa forex,prediksi forex,berita forex,top broker forex terbaik dan terpercaya di indonesia

Showing posts with label Panduan Sukses Bisnis Forex. Show all posts
Showing posts with label Panduan Sukses Bisnis Forex. Show all posts
Thursday, September 1, 2011

Maximum Drawdown dalam Trading Forex

Maximum Drawdown dalam Trading Forex. Maximum drawdown adalah berapa besarnya loss berturut-turut yang mungkin terjadi dalam trading forex anda. Mari kita mulai dengan sebuah perumpamaan: katakanlah kita memiliki sebuah trading system yang mampu memberikan akurasi profit 70% dalam tiap bulannya. Artinya yang kita miliki adalah 70% dan sisanya 30% lainnya adalah loss. Atau dalam 100 kali transaksi maka 70 kali posisi yang kita buka adalah untung dan 30 lainnya rugi. Lumayan bagus bukan?

Tetapi itu saja tidak cukup. Money management forex trading menentukan di sini. Bagaimana apabila kita mengalami loss yang 30 kali itu secara berturut-turut? Jadi, dari trade pertama hingga trade ke-30 kita mengalami loss da barulah trade ke-31 hingga ke-100 profit kita peroleh. Nah, masalahnya apakah dana yang tersisa setelah trade ke-30 masih mencukupi untuk bertransaksi di trade ke-31 dan seterusnya? Inilah yang dimaksud dengan drawdown. Berapa besarnya drawdown maksimun yang mungkin terjadi? Jadi, bagaimana solusinya? Solusinya ada beberapa cara, yaitu:

Solusi 1 : Memperbaiki system trading anda sehingga tidak lagi menjadi 70:30, misalnya menjadi 90:10.
Kelihatannya memang sangat baik bukan? Tapi ini jelas tidak mudah. Memiliki system yang mampu memprediksi 90% pergerakan harga dengan akurat tentu membutuhkan waktu yang tidak singkat kalau tidak mau kita katakana bertahun-tahun. Ya ini memang solusi teoritis terbaiknya namun secara realistis ini sulit.

Solusi 2 : Memperbesar modal.
Hal ini masih lebih mungkin dibandingkan dengan solusi pertama tadi. Dengan memperbesar modal maka kita memiliki buffer yang lebih besar untuk menahan loss agregat tadi. Tentu saja jumlah lot yang terbuka harus tetap dan tidak boleh bertambah dalam tiap kali transaksi. Namun kendala di sini adalah apabila dana yang kita miliki terbatas. Dalam keadaan ini kita harus kembali ke solusi pertama atau solusi ketiga di bawah ini.

Solusi 3 : Memperkecil loss per transaksi
Nah, ini solusi sederhana dan rasanya lebih dapat diterima. Maksudnya apabila tadinya kita menggunakan katakanlah 10% dari dana kita untuk bertransaksi, yaitu untuk menentukan besarnya Stop Loss maka kita perlu menguranginya menjadi misalnya 5%. Begini maksudnya, apabila anda menggunakan 10% dengan modal 1000 itu artinya Stop Loss anda besarnya 100 poin (1000 x 10% = 100) sedangkan apabila menggunakan 5%, maka Stop Loss anda besarnya 50 poin.

Mari kita lihat contoh kasus berikut ini. katakanlah kita menggunakan modal sebesar $1000 dan hanya membuka posisi sebanyak 1 lot setiap transaksinya. Mari kita lihat bagaimana perbandingannya apabila kita mengalami drawdown sebanyak 30 kali.?

Perhatikan bahwa pada drawdown ke 30, dana yang tersisa dengan menggunakan 10% dari total modal, maka tersisa hanya sebesar 47$. Sedangkan dengan menggunakan 5% tersisa 226$. Berbeda lima kali lipat! Dengan sisa dana $47, apa yang bisa kita lakukan? Bahkan untuk membeli AUDUSD sebanyak 1 lot pun tidak bisa. Hanya injection yang bisa. Tapi, kabar baiknya anda masih bisa trading di broker yang kita rekomendasikan.

Dengan demikian maka kesimpulannya semakin kecil persentase modal yang digunakan semakin aman trading kita jadinya. Namun tentu saja ada kendala-kendala yang perlu anda lalui untuk dapat mencapai persentase kecil seperti itu. Diantaranya sanggupkah anda bertrading dengan Stop Loss yang lebih sempit dari biasanya? Nah, ini perlu dipertimbangkan lagi. Lalu berapa persentase terbaik?

Beberapa trader professional mengatakan besaran terbaik adalah di bawah 2%! Jadi, 5% masih terlalu besas sesunggunya. Dengan 2% apabila anda memiliki modal sebesar $1000, maka Stop Loss anda bergeser menjadi 20 poin saja. Sangat kecil bagi seorang swing trader. Tapi itu, adalah persentase yang benar. Artinya bila anda hendak bermain swing maka gunakan dana yang lebih besar. Ingat, modal tidak bisa dibohongi.

Trader pemula biasanya menggunakan modal lebih besar setelah mengalami loss, alias balas dendam. Dengan tujuan untuk meng-cover kerugaian yang baru saja terjadi. tapi apa akibatnya? Modal bisa amblass dalam hitungan hari.
Wednesday, August 3, 2011

Antara Stop Loss, Hedging dan Cut Loss

Sebenarnya mana yang paling efektif diantara Stop Loss, Hedging dan Cut Loss untuk membatasi kerugian dalam forex trading?

Stop Loss berarti kita memasang order otomatis untuk meng-closed suatu posisi pasa saat harga menyentuh level harga tertentu dimana harga tersebut menjadi batas dimana kita “sanggup menahan maksimal kerugian” Kita bisa menentukan sendiri, berapa banyak kerugian yang sanggup kita tanggung pada saat kita memasang Stop Loss ini.

Hedging atau Locking sini maksudnya kita membuka posisi buy dan sell secara bersamaan atau tanpa meng-close salah satu posisi. Dalam prakteknya, kita bisa menggunakan pending order maupun instant execution untuk melakukan hedging guna melindungi satu posisi.

Sedangkan Cut Loss adalah meng-closed suatu posisi secara manual.

Ketiga cara tersebut bisa kita lakukan untuk membatasi kerugian, tentu saja kecuali kita memang akan membiarkan modal tergerus habis alias MC. Hehehe…

Terus, mana sebenernya dari ketiga cara tersebut yang paling efektif ?

Yah, sebenernya sih tergantung “selera” dari masing-masing trader sih…

Stop Loss sifatnya lebih pasti, karena suatu posisi akan otomatis tertutup pada saat kita anggap kerugiannya sudah terlalu besar. Tentunya besar kecilnya kerugian untuk setiap posisi ini sudah kita perhitungkan dalam trading plan kita. Jadi, secara psikologis, SL tidak menimbulkan keragu-raguan.

Hedging atau Locking banyak dipilih oleh trader yang menginginkan batas kerugian yang lebih fleksibel, artinya, kerugian tetap dibatasi, akan tetapi masih menyimpan harapan bahwa posisi yang terfloating negatif akan dapat ditutup dengan profit.

Hedging apabila dikelola dengan baik, memang akan lebih memnugkinkan kita untuk menutup satu posisi dengan profit. Akan tetapi, perlu kesabaran, ketelitian, dan juga disiplin dalam margin management dalam melakukan hedging. Banyak hedging yang justru berakibat tambahan koleksi floating negatif yang akhirnya berujung pada MC ;D. Saya sendiri berusaha untuk menghindari teknik ini. Karena saya pernah mengalami kerugian besar dalam forex karena salah dalam mengambil keputusan ketika akan menutup salah satu posisi.

Kesulitan utama dalam hedging memang dalam margin management dan dalam membuka locking-nya.

Membuka locking untuk trader yang belum berpengalaman memang sering menimbulkan keragu-raguan. Seringnya sih kita ragu, kapan waktu yang tepat untuk membuka locking atau menutup posisi hedge ini dengan meng-closed satu posisi. Pertanyaan yang berkecamuk sih biasanya: “Close sekarang ato gak ya? Close sekarang, jangan-jangan trend masi terus berlanjut… jadinya yang minus makin gedhe, sedangkan yang plus udah keburu ditutup. Kalo gak close sekarang… jangan-jangan trendnya keburu balik arah… jadinya malahan gak jadi dapet untung deh… “ ;D

Memang membutuhkan kesabaran plus keyakinan yang tinggi sih… pada saat membuka locking ini

Temen trader yang biasa menggunakan hedging menyarankan untuk membuka locking dan terus menjaga posisi serta melakukan scalping untuk menutup kerugian apabila trend masih berlanjut. Cara ini tentunya butuh ketenangan dan psikologis yang matang supaya tidak mudah terpancing oleh gerakan chart yang terkadang “menipu”

Saran lainnya bagi anda yang ingin menggunakan cara hedging ini, gunakan hedging hanya apabila available margin lebih besar dibanding used margin. Apabila margin sudah tipis, mending gunakan saja SL atau sekalian Cut Loss ajah

Nah, Cut Loss biasanya adalah pilihan terakhir untuk membatasi kerugian. Saya pribadi pake Cut Loss biasanya kalo udah bosen liat floating kelamaan. Hihihi… Tentunya ini bukan contoh yang pantas ditiru yaa… :”> Banyak juga kok.. temen-temen trader yang murni scalper, dan hanya melakukan semua tindakan secara manual, termasuk meng-close transaksi, baik dalam keadaan profit maupun dalam keadaan loss, yang berarti melakukan Cut Loss, dalam kondisi floating yang gak terlalu banyak seperti yang biasa saya lakukan… hehehe…. Tapi meskipun cut loss dengan cara manual sebaiknya pasang stop loss juga untuk menghindari hal-hal yang tidah dinginkan, misalnya tiba-tiba ada pergerakan extrem, mati lampu ataupun koneksi internet putus / gangguan.

Ok deh… alternatif manapun yang akan anda pilih untuk membatasi kerugian, semua tergantung anda Semuanya perlu “keberanian” tersendiri ;D Yah…, temen trader saya bilang… memang profesi trader itu butuh nyali dan mental yang kuat. Terutama tentunya pada saat harus menanggung resiko kerugian dan melakukan tindakan untuk mencegah kerugian yang lebih besar. Jangan sampai karena kita ragu dalam membatasi kerugian, akhirnya harus dipaksa oleh broker untuk menutup semua posisi, alias Margin Call… hehehe… ;D . Lebih baik rugin untuk sementara daripada besok tidak bisa trading lagi karena terkena margin call.
Telp/SMS/WA : 081578849674

Saya IB dari beberapa broker forex, sekarang hanya trading di broker Exness. Bagi pemula yang mengalami kesulitan dalam trading, biasanya dalam pendaftaran, deposit (DP) dan penarikan (WD) silakan hubungi saya. Jam 7.00- 17.00. Saya juga memberikan rebate untuk klien yang mendaftar melalui link IB saya sampai 50% dari komisi yang saya terima. Status saya di Exness Brilian parner, mendapatkan 40% dari spread.